Senin, 27 April 2009

PULAU TAO " Bidadari Danau Toba "

Pagi menjelang siang itu aku terbangun, setelah semalaman bermain dengan malam yang indah di Tuktuk, Pulau Samosir. Tanpa komando dengan tidak menorehkan hal - hal yang diwajibkan, bila setelah bangun dari tidur ( baca ; mandi + sikat gigi ). Aku langsung saja mengambil posisi di sebuah restaurant di cottage tempat aku menginap. Langsung saja aku mengisi perut yang kosong setelah isinya dimaan mimpi malam.

Siang ini aku ingin mencoba menjejakkan kaki di sebuah pulau yang kecil, yang terdapat di tengah danau toba. Merental sepeda motor yang tidak jauh dari cottage tempat aku menginap, ” biar nggak capek dan memakan waktu “. Aku segera bergegas berpindah ke daerah tujuan ( baca ; simanindo ). Sebagai daerah yang terdapat museum batak didalamnya.

Hanya memakan waktu kurang lebih 30 menitan, aku sampai di simanindo. Sebelum aku menuju ketempat yang dari awal aku inginkan. Aku berkesempatan mengunjungi museum batak, disini banyak yang bisa aku lihat. Pastinya sebuah sampan peninggalan jaman dahulu yang dipakai untuk mencari ikan di danau toba ini. Dan masih banyak lagi yang bisa aku ketahui. Sementara batak dance yang rutinitas digelar di kawasan museum ini sudah selesai digelar. Sungguh sangat kurang beruntung.

Aku juga berkesempatan saling ngobrol dengan beberapa orang penduduk di kawasan tersebut, yang dari awal menebarkan senyuman dan keramah-tamahan. Dengan perkenalan itu aku mencoba mendekatkan diri dengan mereka. Seputar keinginan aku untuk mengunjungi pulau tao. ” sekarang juga! kamu bisa ke pulau tao..! “, jawab seseorang yang sudah mulai akrab denganku. Betapa senang hatiku bisa berkesempatan menjejakkan kai di pulau yang istimewa itu. Dengan menyewa kapal aku bergerak dari pelabuhan aktif di daerah simanindo. Beberapa anak kecil yang sedang asyik bermain dengan lantang aku ajak mereka utuk bersantai bersama di pulau tao.

Welcome To Tao Island

Aku berteriak, ” ayo! come on beybe! kita ke pulo tao “. Dengan jawaban yang ringan, ” oke! siapa takut bang! “. Aku bersama pilot kapal dan dua orang turis guide langsung melepaskan tali yang mengikat kapal dengan lengan dermaga. Angin yang mendesir menghiasi jalan kami setengah sore ini. Sebagian tubuh pulau itu mulai terlihat jelas setelah memakan waktu sekitar 20 menit.

Kapalpun mulai merapat pada sisi pulau yang rindang oleh pepohonan, seakan menyapa selamat datang. Akhirnya aku bisa menjejaki pulau tao nan indah itu. Terasa sekali bila berada disini keindahan danau toba yang luas membiru. Selain aku mengabadikannya dengan kamera digital. Kami semua senang bisa saling ngobrol santai dan dibarengi meminum minuman ringan yang sudah disediakan oleh touris guide pilihanku. Disini banyak sekali terdapat pohon mangga yang lebih dikenal dengan nama mangga parapat. Mereka yang ikut memanjat pohon mangga dan menyajikannya kepadaku. Sambil makan mangga aku dan rombongan menikmati kesejukan dan keheningan pulau tao. Kenangan terindah tercipta di pulau yang kecil dan menjanjikan ketenangan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar